BAB I
PENDAHULUAN
ASSALAMU ALAIKUM WR.WB
Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt, berkat rahmat dan hidayahnya kami
dapat menyusun makalah ULUMUL QUR’AN
tentang MUKJIZAT AL-QUR’AN makal ini disusun dengan tujuan membantu mahasiswa
dalam memahami tentang ilmu Mukjizat Al-Qur’an.
Apabila ada kekurangan kesalahan dan
kejanggalan dalam penyusunan materi
makalah kami ini, terlebih dahulu kami mohon maaf. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik, saran, dan masukan yang membangun untuk penyusunan makalah
ini.
Wassalam,
Padangsidimpuan, 15 september 2012
BAB
II
MUKJIZAT AL-QUR’AN
1.
PENGERTIAN MUKJIZAT AL-QUR’AN
Kata
‘ijaz berasal dari kata a’jaza “melemahkan” atau “menjadikan tidak mampu”[1]
atau “menetapkan kelemahan"[2]
Apabila pengertian ini dikaitkan dengan risalah Nabi Saw yang membawa Al-Qur’an
dapat dipahami bahwa kemukjizatan itu ditujukan untuk menjelaskan kitab ini
adalah haq dan Rasul yang membawanya adalah rasul yang benar. Tidak ada satu mukjizat pun yang dapat ditandingi oleh
manusia meskipun hanya untuk membuat satu surat saja.
Mukjizat secara terminology
(istilah) oleh ulama di defenisikan dengan beberapa rumusan yaitu :
1. Manna’
Al-Qatthan :
2. As-Suyuthi :
Yang
artinya : “Perkara luar biasa yang disertai
tantangan dan tidak satupun makhluk Tuhan yang sanggup menjawab tantangan
tersebut baik secara hissi maupun aqhli”[4].
3. Muhammad
Quraish Shihab
Yang artinya : “Suatu
peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seorang yang mengaku Nabi, sebaga bukti kenabian nya yang di
tantang orang banyak namun mereka tidak mampu melawannya”[5].
Defenisi yang dikemukakan
Ulama di atas, secara substansial tidak terdapat perbedaan bahkan dapat di
tarik suatu pemahaman bahwa mukjizat adalah hal luar biasa yang menjadi salah
satu cirri dari mukjizat yang tak terkalahkan. “Ada beberapa unsur penting yang mesti ada
dalam mukjizat yaitu :
a. Peristiwa luar biasa
b.
Disampaikan
oleh seorang yang mengaku Nabi.
c. Mengandung tantangan terhadap yang meragukan kenabian.
d. Tantangan tersebut mampu ditangkis/digagalkan”[6]
Mukjizat adalah sebagai
keajaiban yang sukar dijangkau oleh kemampuan akal manusia Sedangkan pengertian
Al –Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan oleh ALLAH SWT melalui malaikat
Jibril kepada Nabi Muhammad Saw untuk di sampaikan kepada Ummat Manusia untuk dijadikan sebagai pedoman
hidup demi mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Jadi dapat disimpulkan
pengertian mukjizat Al-Qur’an adalah suatu hal yang luar biasa yang diturunkan
Allah melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Saw untuk disampaikan kepada
Umat nya untuk di jadikan pedoman hidup.
2. MACAM –
MACAM MUKJIZAT
Mukjizat dapat dibagi menjadi dua macam :
a. Mukjizat “BISSI” yang dapat dilihat oleh
mata manusia, di dengarkan oleh telinga manusia, diraba oleh tangan, diras ole
lidah, jelasnya dapat di capai oleh panca indra.
Mukjizat ini sengaja diperlihatkan
oleh manusia biasa, yakni mereka yang tidak biasa menggunakan kecerdasan
pikirannya, yang tidak cakap pandangan mata hati nya, dan yang rendah budi dan
perasaannya.
b. Mukjizat maknawi ialah mukjzat yang tidak
mungkin dapat dicapai dengan kekuatan panca indra, tetapi harus dicapai dengan
kekuatan “aqli” atau dengan kecerdasan pikiran
Karena orang tidak akan mungkin
mengenal mukjizat melainkan orang yang berfikir sehat, bermata hati, berbudi
luhur, dan yang suka mempergunakan kecerdasan pikirannya dengan cerdas dan
jernih.”[7]
Dan secara garis besar mukjizat dapat dibagi dalam dua
bagian pokok , yaitu yang bersifat
MATERIAL, indrawi lagi tidak kekal dan mukjizat IMMATERIAl,logis lagi dapat dibuktikan
sepanjang masa. Mukjizat Nabi-Nabi terdahulu kesemuanya merupakan jenis
pertama, Mukjizat mereka bersifat MATERIAL dan INDRAWI dalam arti keluarbiasaan
tersebut dapat disaksikan/dijangkau langsung lewat indra oleh masyarakat,
tempat Nabi tersebut menyampaikan risalahnya. Contoh mukjizat yang bersifat
MATERIAL, INDRAWI, yaitu ; perahu Nabi Nuh yang dibuat atas petunjuk ALLAH sehingga mampu bertahan dalam situasi ombak
dan gelombang yang demikian dahsyat ; tidak terbakarnya Nabi Ibrahim as dalam
kobaran api yang sangat besar ; dan tongkat Nabi Musa yang dapat berubah
menjadi ular yang besar. Semua itu bersifat MATERIAL INDRAWI, sekaligus
berbatas pada lokasi tempat nabi tersebut berada. Dan berakhir dengan wafatnya
masing – masing Nabi.
“Ini berbeda dengan mukjizat
Nabi Muhammad saw yang sifatnya bukan indrawi atau material,namun dapat
dipahami oleh akal karena sifatnya yang demikian, maka ia tidak dibatasi oleh
suatu tempat atu masa tertentu”.[8]
Umumnya mukjizat para Nabi
dan Rasul itu dikaitkan dengan risalah
yang dianggap mempunyai nilai yang tinggi dan diakui sebagai suatu keunggulan
dari masing – masing umatnya pada masa itu, “Misalnya ;
1. Zaman Nabi Musa as adalah zaman tukang
sihir, maka mukjizat umatnya adalah mengalahkan tukang sihir tersebut
(QS.AL-A’RAF).
2. Zaman Nabi Isa zaman kemajuan ilmu
kedokteran, maka mukjizat utamanya adalahmenyembuhkan penyakit yang tidak dapat
disembuhkan pengobatan biasa yaitu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam
kandungan , dan orang yang berpenyakit sofak, serta menghidupkan orang yang
sudah mati”.[9]
Zaman Nabi Muhammad
Saw, adalah “zaman kesusastraan arab maka mukjizat utamanya adalah AL-QUR’AN”[10].
Kitab suci yang ayat –ayatnya mengandung nilai – nilai sastra yang amat
tinggi. Mukjizat AL-QUR’AN dapat dijangkau oleh setiap orang yang menggunakan
akalnya dimana dan kapanpun.
3. SEGI
– SEGI KEMUKJIZATAN AL-QUR’AN
1. Kemukjizatan
Al-Qur’an dari segi kebahasaan
Dalam hal ini susunan bahasa yang dipergunakan Al-Qur’an berbeda dengan susunan arab.
Susunan gaya
bahasa dalam Al - Qur’an tidak dapat
disamakan dengan apapun. AL-QUR’AN bukanlah susunan syair dan prosa. Ini dibuktikan
oleh tokoh-tokoh sastra arab dan ahli pidato seperti Walid Bin Mughirah, Utsbah
ibnu rabi’ah dan sastrawan terkenal lainnya”.[11]
Akan tetapi dengan turunnya Al-Qur’an diiringi gaya bahasa yang unik dan menawan membuat
mereka terpukau. Contohnya kisah Walid Mughirah yang dating kepada nabi
Muhammad Saw lalu ia berkata bahwa ucapan Muhammad Saw begitu indah dan ia
tersentuh. Kemudian ia mendatangi kaumnya Bani Makhzum lalu berkata kepada mereka “demiALLAH Ketika aku
mendatangi Muhammad aku mendengar perkataan
yang bukan perkataan dari manusia dan jin, kata – katanya begitu manis dan
indah padahal Walid adalah seorang sastrawan terkenal dikalangan kaumnya.
Peristiwa ini memberikan
gambaran bahwa bukan tidak ada bentuk perlawanan yang dilakukan orang arab.
Akan tetapi karena memang bahasa Al –Qur’an itu begitu tinggi sehingga mereka
tidak mampu menandinginya lebih lanjut AL-baqillani menjelaskan bahwa salah
satu kemukjizata Al-Qur’an yang utama terletak dari keindahan dan susunan
kalimatnya yang jauh berbeda dengan system da tata urutannya yang jauh lebih
umum dan di kenal luas di kalangan para sastrawan arab.
Lebih lanjut Muhammad Quraish shihab
berpendapat bahwa sebenarnya aspek
kebahasaan ini lebih terasa bagi orang-orang yg menguasai bahasa arab sebab sebelum orang lain terpesona dengan
keunikan atau kemukjizatan pesan kandungan Al-Qur’an terlebih dahulu dia akan
terpuaku oleh keberadaan susunan kata dan kalimatnya yang mengandung :
Ø
Nada dan Langgamnya
Walaupun Al-Qur’an
bukan berbentuk puisi atau syair namun
apabila orang mendengarnya maka hal pertama yang terasa di telinga nada dan
langgamnya.
Ø
Singkat dan Padat
Tidak mudah
menyusun kalimat yang singkat dan sarat makna akan tetapi Al-Qur’an
menghadirkannya ia memiliki keistimewaan dari segi kata dan kalimat yang sangat
singkat dan padat, dapat menampung sekian banyak makna dengan penafsira yang
bermacam – macam bentuk penafsiran .
Ø
Memuakan para
cendikiawan dan orang awam
Keberada
Al-qur’an mampu dipahami oleh semua tingkat manusia. Ketika seorang awam
memahami Al-Qur’an, ia dapat memahami sesuai tingkata dan keterbatasan
kemampuannya. Kalau dipahami oleh seseorang yang mempunyai tingkat intelektual
yang tinggi, ia pun akan memahami sesuai dengan kecerdasannya. Berbeda dengan
karya lmiah dan artikel, disaat dibaca oleh seseorang boleh jadi ia menilainya sangat dangkal
sehingga tidak sesuai dengan selera penulis dan ilmuan, bisa juga sebaliknya
sehingga ia tidak bisa dikonsumsi oleh semua orang.
Ø
Memuaskan Akal Dan Jiwa
Allah Swt menganugrahkan kepada manusia daya piker dan
rasa atau akal dan qalbu. Akal mendorong seseorang untuk memberikan argumentasi
guna mendukung pandangannya. Sementara qalbu mengantarkannya mengekspresikan
keindahan dan mengembangkan imajinasinya.
Biasanya dalam bahasa,
sulit untuk memuaskan keduanya”[12] Tanpa mengenyampingkan yang lain salah satu diantaranya
serta dirasakan secara seimbang. Untuk memerintahkan sesuatu Al-qur’an
menggunakan aneka gaya, satu kali dengan perintah tegas bdi kesempatan lain
dengan mengatakan suatu kewajiban.
Ø
Kindahan Dan Ketetapan
Maknannya
Tidak mudah
menjelaskankeindraan bahasa Al-Quar’an
bagi yang tidak memiliki rasa bahasa arab atau pengetahuan tentang tata
bahasa”. [13]
Ø
Keseimbangan Redaksi
Al-qur’an
Menurut Abdul al –Razaq
Naufal, Al-Qur’an memiliki kesinambungan jumlah kata dengan antonimnya,
sinonimnya, akibatnya, penyebabnya dan keseimbangan khusus”.[14]
a. Keseimbangan jumlah kata dengan kata
antonimnya
b. Keseimbangan kata jumlah kata dengan kata
sinonimnya
c. Keseimbangan jumlah antara suatu kata
dengan kata lain yang menunjukkan pada akibatnya.
d. Keseimbangan jumlah kata dengan kata
penyebabnya
e. Keseimbangan Yang Bersifat Khusus
2. Kemukjizatan Al-Qur’an Dari Segi
Kandungan Pemberitaannya
a. pemberitaan
kisah masa lalu
b. Pemberitaan
peristiwa yang akan terjadi masa yang akan dating
3. Kemukjizatan Al-Qur’an Dari Segi
Kesempurnaan Tasyri’
Petunjuk yang terdapat dalam Al-Qur’an mengendung
pokok ajaran yaitu aqidah, syari’ah dan ibadah. Rasyid Ridha mengatakan cerara
tegas bahwa petunjuk A-Qur’an tentang
aqidah , metafisika, social dan politik merupakan pengetahuan yang
sangat tinggi nilainya”.[15]
4. Kemu’jizatan Al-Qur’an Dari Segi Isyarat
Keilmuan
Al-Qur’an memperlihatkan keistimewaan yang melalui
ilustrasi – ilustrasi ajarannya yang member isyarat kea rah pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Kesemuanya manyoritas banyak hal dalam kehidupan
alam baik proses terjadinya alam, mekanisme kehidupan manusia, hewan dan
tumbuh-tumbuhan.
Dari hasil penelitian,
pengamatan dan kesimpulan para ilmuan muslim, terhadap dimensi keilmuan dalam
al-Qur’an, terlihat bahwa al-Qur’an telah mengisyaratkan pentumbuhan berbagai
bidang ilmu, baik ilmu kealaman maupun social kemasyarakatan, ilmu-ilmu
tersebut adalah ;
a. fisika
Al-Qur’an bukan ilmu pengetahuan ataupun fisika namun ia
merupakan proses penyampaian pesan ajaran. Didalam mengungkapkan berbagai
ilustrasi tentang kehidupan alam yang kemudian ditangkap para ilmuan sebagai
isyarat ilmu pengetahuan.
b. Biologi
salah satu tema penting dalam al-Qur’an sekaligus
keistimewaannya adalah ungkapannya tentang reproduksi manusia yang dikenal
dalam disiplin ilmu biologi”.[16]
c. Astronomi
astronomi merupakan salah satu tema penting al-Qur’an,
cukup banyak ayat yang mengungkap benda angkasa. Allah Swt mengatakan bahwa Ia
telah menundukkan benda-benda langit dan ruang angkasa serta benda-benda bumi
untuk manusia”.[17]
d. Kimia
percampuran kimiawi
merupakan sunnatullah Hukum Allah Swt.
Untuk kehidupan
alamsemesta, sebab isyarat untuk kajian kimiawi juga diungkapkan al-Qur’an .
e. Geologi
ilmu ini berrbicara khusus tentang lapisan bumi baik
dalam maupun kulit”.[18]
f. Kesehatan
salah satu yang jadi perhatian serius al-Qur’an adalah
pembinaan budaya hidup sehat melalui tradisi hidup bersih, al-Qur’an
memerintahkan setiap muslim yang hendak menghadap khaliq nyabersuci lebih dulu
.
Dan
masalah makanan, kita harus memperhatikan kehalallan nya apakah baik untuk
kesehatan atau tidak. Misalnya memakan banghkai binatang sama saja memindahkan
penyakit kedalam tubuh begitu juga ddengan daging babi yang mengandung unsure
tri ahine dan syticarus teania solium”.[19]
g. Pertanian
pembinaan dan pengembangan ekonomi melalui sector
pertanian belum menjadi tradisi dikalangan masyarakat arab pada masa Nabi.
Karena itu ayat-ayat yang menyinggung masalah pertanian banyak ditampilkan
dalam bentuk khabariyah secara inplisit mengandung seruan dan peringatan kepada
umat islam agar memamfaatkan hamparan bumi sebagai lahan – lahan
produktif.
Diantara
segi – segi kemukjizatan Al-Qur’an yang tecantum di atas, terdapat beberapa
segi kemukjizatan al-Qur’an yang lainnya yaitu ;
1. Susunan yang indah yaitu, susunan yang
berbeda dengan bahasa yang ada dalam orang – orang arab.
2. Adanya uslun yang aneh, bernbeda dengan
semua uslub-uslub dalam bahasa arab.
3. Sifat agung yang tidak mungkin lagi seorang
makhlik datangkan hal seperti itu
4. Bentuk undang-undang yang detail lagi
sempurna yang melebihi setiap undang-undang manusia
5. Menggambarkan hal-hal ghaib yang tidak
mungkin bisa di ketahui kecuali dengan wahyu
6. Tidak bertentangan dengan pengetahuan –
pengetahuan umum yang dipastikan kebenarannya.
7. Menepati janji
yang di kabarkan al-Qur’an
8. Adanya
ilmu-ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam nya”.[20]
h. Ekonomi Dan Perdagangan
ayat-ayat
ekonomi dan perdagangan dalam al-Quran cenderung bercorak mengatur antara
batas-batas yang di benerkan dan tidak. Tolak ukurnya adalah prinsip ridha
sehingga tidak ada yang di rugikan dalam proses transaksi mua’malat”.[21]
4. PERBEDAAN PENDAPAT DIKALANGAN PARA
ULAMA
Mengenai
aspek kemukjizatan al-Qur’an ulama
berbeda pendapat, ini disebabkan berbedanya sudut pandang mereka dalam memahami al-Qur’an itu
sendiri. Ungkapan I ni sebenarnya memberikan suatu pemahaman bahwa pada
dasarnya al-Qur’an memiliki kemukjizatan yang sangat luas sehingga
keberadaannya senantiasa relefan sepanjang zaman.
Al-baqillani melihat kemukjizatan al-Qur’an dari tiga
aspek, yaitu kandungan al-Qur’an mengenai berita ghaib, Kaum Nabi Muhammad SAW. Dan keindahan bahasa
al-Qur’an”.[22]
Abu Hasan an –Nadawi memandang kemukjizatan al-Qur’an tidak hanya terletak pada
aspek kebahasaan tetapi juga informasi keagamaan, pengungkapan kisah orang
terdahulu dan tidak semua terungkap dalam penelitian sejarah”.[23] m
usthafah Muhammad menganggap bahwa kemukjizatan al-Qur’an tidak hanya terletak pada pengaruh bacaannya
dalam lubuk hati para pendengarnya”.[24]
Muhammad Quraish Shihab lebih menekankan kemukjizatan al-Qur’an dari aspek
keindahan dan ketelitian redaksinya, pemberitaan ghaib dan
Dari beberapa pendapat ulama di atas,terlihat bahwa salah
satu pusat kemukjizatan al-Quran
terletak pada keindahan bahasa,kedalaman kandungannya meliputi pemberitaan tentang yang ghaib dan isyarat ilmiah serta tasyiri .
Perdebatan yang muncul di antara
ilmuan mengenai kemukjizatan ilmiah dalam al-Qur’an, mereka pada umumnya
terbagi-bagi yaitu :
mereka yang berpendapat bahwa
al-Qur’an tidak mempunyai urusan mengenai ilmu alam. Menurut mereka masalah
kemukjizatan al-Qur’an dari segi sains justru akan mengeluarkannya dari tujuan
di turunkannya serta menunjukkan intervensi al-Qur’an terhadap segala yang
semestinya menjadi urusan akal manusia (seperti melakukan eksperimen) ada benar
dan bisa salah al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan kepada manusia untuk
memberikan petunjukdan menerangkan tugas serta kewajiban manusia dengan
ukuran-ukuran yang berkenaan dengan akhirat. Ungkapan diatas tentu benar
meskipun tidak sepenuhnya benar, Allah menghendaki bahwa pemberian petunjuk dan
penerangan kepada manusia harus dicapai melalui berbagai sarana. Diantara mukjizat yang membuka pandangan dan penerangan
mata hati mereka bahwa al-Qur’an memerintahkan mereka untuk melakukan
perhubungan. Mereka berpendapat bahwa kemukjizatan ilmiah dalam al-Qur’an
justru merupakan terobosan dan pembaruan dan mengajak manusia untuk memperoleh
petunjuk Allah. Al-qur’an
telah menuntaskan masalah ini setelah Allah berjanji akan memperlihatkan kepada
kita tanda – tanda kekuasaannya sebagaimana yang tercantaum dalam surah
an-nahl. : 93.
Al-qur’an mengandung kata-kata “pengutus” yang menuntaskan
perdebatan antara kedua kelompok tersebut dengan penyebutan tanda-tanda
kekuasaan Allah kepada makhluknya agar mereka memikirkannya dan merenungkannya
untuk memasuki keimanan yang murni kepada Allah melelui kesadaran tentang
keesaan dan kekuasaan Allah dalam ciptaannya. Al-qur’an menenmpuh
bermacam-macam cara untuk memikirkan dan merenungkan tanda-tanda keskuasaannya.
Didalam Al-qur’an banyak disebut langit dan bumi , matahari
, bulan, bintang, dan komet meteor , mata untuk melihat , tangan untuk
memegang, kaki untuk berjalan , otak untuk berfikir, mulut untuk berbicara,
binatang, tumbuhan. Dll.semua itu sekedar contoh yang belum mencakup dalam
hal-hal yang diperintahkan oleh Al-qur’an kepada ulul albab untuk memikirkannya
dan merenungkannya. Barang siapa yang merenungkan seruan Al-qur’an untuk memperhatikan tanda tandakekuasaannya,
Allah akan menemukan seruan itu masuk kedalam jiwa orang-orang mukmin sebagai
perintah, jadi masalahnya adalah kewajiban dan tugas”.[25]
BAB III
PENUTUP
Mukjizat Al-Qur’an adalah
suatu hal yang luar biasa yang diturunkan Allah melalui malaikat Jibril kepada
Nabi Muhammad Saw untuk disampaikan kepada Umat nya untuk di jadikan pedoman
hidup.
Mukjizat
dapat dibagi menjadi dua macam :
a. Mukjizat “BISSI” yang dapat dilihat oleh
mata manusia, di dengarkan oleh telinga manusia, diraba oleh tangan, diras ole
lidah, jelasnya dapat di capai oleh panca indra.
Mukjizat ini sengaja diperlihatkan
oleh manusia biasa, yakni mereka yang tidak biasa menggunakan kecerdasan
pikirannya, yang tidak cakap pandangan mata hati nya, dan yang rendah budi dan
perasaannya.
b. Mukjizat
maknawi ialah mukjzat yang tidak mungkin dapat dicapai dengan kekuatan panca
indra, tetapi harus dicapai dengan kekuatan “aqli” atau dengan kecerdasan
pikiran Karena orang tidak akan mungkin mengenal mukjizat melainkan orang
yang berfikir sehat, bermata hati, berbudi luhur, dan yang suka mempergunakan
kecerdasan pikirannya dengan cerdas dan jernih.
Ada beberapa segi-segi kemukjizatan yaitu : Kemukjizatan Al-Qur’an dari segi
kebahasaan, Kemukjizatan Al-Qur’an Dari Segi Kandungan Pemberitaannya,
Kemukjizatan Al-Qur’an Dari Segi Kesempurnaan Tasyri’, Kemu’jizatan Al-Qur’an Dari Segi Isyarat
Keilmuan.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Qurash shishab, al-qur’an ditinjau dari
Aspek ke bahasaan, isyarat ilmiah, dan pemberitaan ghaib
(Bandung : Mizan, 1996),
As-syuthi, Al-iqan
fi ‘ulum Al-qur’an, (Beirut ;
a;-khutub, 1996), juz III
Prof.Dr.H.Said agil husin al-munawar.M.A. Al-qur’an membangun tradisi kesalehan yang
hakiki
M.Quraish shihab, Mukjizat
Al-qur’an (Mizan : 1996).
Abdul Ar-Razaq An-Naufal, Al-‘Ijaz-‘Adadi, (Beirut;
Dar al-kutub, 1988)
Ahmad Ra,li, Peraturan-peraturan untuk memelihara
kesehatan dalam Syari’at Islam, (Jakarta:balai pustaka, 1968)
Al-Baqillani, Ijaz al-Qur’an,(Kairo : Dar al-Ma’arif.
Abu Hasan an-Nadawi, al-Madkhal ila ad-Dirasah
al-Qur’aniyah,(Kairo ; Dar as-Shala, 1986)
Musthafa
Muhammad, Al-Qur’an, (kairo ; Dar al-Ma’arif,
[1] Muhammad Qurash shishab, al-qur’an
ditinjau dari Aspek ke bahasaan, isyarat
ilmiah, dan pemberitaan ghaib (Bandung
: Mizan, 1996), Cet. III, hal. 23
[19] Ahmad Ra,li, Peraturan-peraturan
untuk memelihara kesehatan dalam Syari’at Islam, (Jakarta:balai pustaka,
1968),h..,52
[20] Prof.dr.h.Said.Agil husinal-munawar dalam buku
al-Qur’an membangun tradisi kesalehan yang hakiki.
[23] 23Abu Hasan an-Nadawi,
al-Madkhal ila ad-Dirasah al-Qur’aniyah,(Kairo ; Dar as-Shala, 1986),h.34.