BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Pada suatu keruntuhan akibat geseran,
tegangan-tegangan yang timbul di dalam sistem tanah, dan ini pada umumnya
mengakibatkan runtuhnya sistem tersebut. Keruntuhan dapat terjadi sebagai
akibat menurunnya kekuatan tanah sepanjang bidang tersebut.
Kekuatan tanah seringkali menurun selama
terjadinya gempa bumi, akibat tanah mengalami suatu kondisi pembebanan siklus.
Banyak tanah sangat peka terhadap pembekuan air akan mengembang selama
temperatur beku, menyebabkan kerusakan pada jalan raya, fondasi gedung, dinding
penahan dan bangunan-bangunan lainnya.
Kekuatan tanah sangat berpengaruh pada
pembangunan sebuah jalan atau bangunan lainnya. Kekuatan tanah bergantung pada
kondisi kepadatan tanah. Kepadatan tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya type tanah dan kadar air. Kepadatan tanah ini akan mempengaruhi
porositas tanah. Porositas ini akan berperan penting dalam konduktivitas
listrik suatu bahan, sedangkan konduktivitas mempengaruhi nilai resistivitas.
Selain itu, kepadatan tanah juga sangat dipengaruhi oleh kuat tekan bebas yang
dapat dilakukan dengan pemberian tekanan. Oleh karena itu, pada penelitian ini
akan dicari hubungan antara besarnya pemberian tekanan terhadap resistivitas
tanah.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
pada penelitian ini adalah bagaimana sifat alami tanah.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
2.1 TANAH
Sifat Alami Tanah
Tanah adalah
akumulasi partikel mineral yang tidak mempunyai atau lemah ikatan partikelnya, yang terbentuk karena pelapukan
dari batuan. Tanah
didefinisikan sebagai material yang terdiri dari butiran (agregat) mineral-mineral
padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dari
bahan-bahan organik yang telah melapuk (berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang
kosong diantara partikel-partikel pada tanah (Prasetya, 2004). Diantara partikel-partikel tanah terdapat ruang kosong yang disebut pori-pori (void space)
yang berisi air dan udara. Ikatan yang lemah antara partikel-partikel tanah yang disebabkan oleh adanya material organik. Secara
umum tanah dapat dikelompokkan menjadi :
a)
Tanah sisa (residual soil), yaitu
tanah hasil pelapukan yang tetap berada di tempat semula.
b)
Tanah bawaan (transportation soil)
yaitu tanah hasil pelapukan
yang terangkut ke tempat lain dan mengendap di beberapa tempat yang berlainan. Media pengangkut tanah berupa
gaya gravitasi, angin, air dan gletsyer.
Proses penghancuran
dalam pembentukan tanah dari batuan terjadi secara fisis atau kimia. Proses
fisis antara lain berupa erosi akibat tiupan
angin, pengikisan oleh air dan gletsyer atau perpecahan
akibat pembentukan dan pencairan es dalam batuan.
Tanah yang
terjadi akibat penghancuran tersebut di atas tetap mempunyai komposisi yang sama dengan batuan asalnya.
Proses kimiawi menghasilkan perubahan pada
susunan mineral batuan asalnya.
Salah satu penyebabnya adalah air yang mengandung asam
atau alkali oksigen dan karbondioksida.
Penyusutan dan Perubahan Volume
Perubahan
volume merupakan masalah yang serius dari tanah yang mudah mengalami penyusutan. Keadaan ini
dapat terjadi pada setiap
tanah kohesif tetapi lebih jelas terlihat pada daerah kering atau dimana terdapat montmorilonit yang
aktif dan bentonit, mineral-mineral
lempung yang tidak cukup mengalami pelapukan untuk dapat berada dalam keadaan
yang kurang aktif. Sebagian besar
daerah di barat dan barat daya Amerika Serikat, Australia, India, Timur Tengah dan bagian selatan Afrika ditutupi oleh tanah yang mudah mengalami perubahan volume
yang menimbulkan masalah-masalah
teknis yang cukup berarti. Tanah-tanah
kohesif di daerah-daerah lainnya biasanya mengalami perubahan volume yang
lebih kecil yang tetap saja merupakan suatu gangguan walaupun tidak sampai menimbulkan
masalah-masalah yang serius.
Tekanan Efektif
Konsep tekanan efektif adalah salah satu
faktor terpenting dalam analisis stabilitas dalam pekerjaan geoteknik. Air pori
atau air pori kelebihan dan adanya tekanan berpengaruh dalam terbentuknya
tegangan efektif. Sejumlah besar keruntuhan disebabkan oleh timbulnya tekanan
pori kelebihan. Gambar 2.1.a .memperlihatkan massa tanah di lapangan yang
didukung secara vertikal (dan secara lateral) oleh kontak-kontak antarbutir.
Fluida pori udara untuk tanah kering dapat memengaruhi tegangan-tegangan kontak
dalan jumlah yang bervariasi. Apabila cairan pori tersebut berupa udara pada
tekanan atmosfer, pengaruh ini dapat diabaikan karena tahanan gesernya sangat
kecil. Adapun, fluida pori yang berupa cairan akan memberikan pengaruh ynag
lebih berarti. Pada umumnya cairan pori berupa air, tapi juga berlaku untuk
fluida-fluida lainnya.
Tekanan
kontak dari butir-butir yang mengimbangi beban vertikal Pt di atas
bidang A-A dalam Gambar 2.1.b. disebut tekanan efektif. Tekanan inilah yang
membentuk suatu tahanan gesek Ff terhadap gerakan-gerakan partikel
seperti terguling dan tergelincir.
Ff = υ N ......................... 2.14
di mana υ = koefisien gesek antara bahan-bahan
(butir-butir)
N = gaya kontak normal
Tahanan gesek biasanya merupakan faktor
penting dalam stabilitas massa dan kemampuan tanah untuk menahan beban pondasi.
Dalam kasus blok baja yang datar seberat P dan luas kontak A di atas balok yang
kedua, tegangan efektif normal (σ’) akan didistribusikan
secara merata dan secara langsung.
......................... 2.15
Gambar 2.1.a. adalah pembesaran bidang
horisontal A-A pada gambar 2.1.a. Bidang ini diambil sedemikian sehingga
memotong kontak-kontak antarbutir yang terdekat. Tegangan efektif σ’
dihitung secara nominal dari Gambar 2.1.a adalah
......................... 2.16
Tegangan antar butir dihitung
σa’ ......................... 2.17
dengan Ac adalah jumlah dari
seluruh luas kontak sepanjang bidang A-A.
Apabila butir-butir berbentuk bulat maka
luas kontaknya akan berupa titik sehingga Ac akan bernilai
sangat kecil dan tegangan-tegangan σa’ akan lebih
besar dari tegangan-tegangan nominal σ’. Apabila Pt
cukup besar, beberapa titik kontaknya akan hancur.
Keruntuhan
Salah satu hal yang terpenting dalam studi
mekanika tanah adalah perkiraan mengenai besarnya tegangan akibat suatu
pembebanan yang akan menghasilkan deformasi berlebihan, yang disebut tegangan
runtuh. Setiap beban akan menghasilkan tegangan dan regangan yang dapat
berintegrasi pada zona tegangan yang yang ditinjau untuk menyebabkan deformasi.
Deformasi disebut juga penurunan. Penurunan disebabkan adanya integrasi
regangan (deformasi per satuan panjang) sepanjang kedalaman panjang total.
Adapun tegangan lawan (resisting stress) terbentuk apabila suatu
material mengalami pembebanan. Studi kekuatan bahan diarahkan untuk
mengevaluasi :
a.
Besarnya
tegangan yang dihasilkan (σ)
b.
Apakah
tegangan tersebut akan menyebabkan keruntuhan bahan.
c.
Besarnya
regangan (є)
Tanah merupakan material yang berbutir,
keruntuhan terutama disebabkan oleh terguling dan tergelincirnya
butiran-butiran dan bukan oleh tarikan atau tekanan yang sederhana saja. Oleh
karena sifat keruntuhan ini, tegangan yang perlu ditinjau adalah tegangan geser
dan tahanan tanah atau kekuatan yang digeser adalah kuat geser. Secara konsep,
kekuatan tanah sangat berbeda dengan kekuatan ultimit dari bahan-bahan seperti
baja atau beton.
Pada daerah yang mengalami pembebanan
terdapat zona pembebanan, yang akan menghilang apabila tegangan tersebut
terlalu besar sehingga menyebabkan keruntuhan. Keruntuhan didefinisikan sebagai
suatu perubahan yang cukup besar atau perubahan dalam struktur tanah yang
disertai dengan deformasi yang cukup berarti dan perluasan zona tegangan sampai
deformasi itu terhenti.
Apabila suatu fluida, biasanya air,
terdapat dalam rongga tanah, gulingan-gulingan dan gelinciran-gelinciran
partikel akan ditahan oleh fluida pori tersebut. Besarnya tahanan akan
sebanding dengan jumlah fluida pori yang terdapat dalam batas-batas kejenuhan
dari 0 sampai 100 persen. Lamanya tahanan fluida pori tergantung pada koefisien
permeabilitas efektif k.
Konsolidasi Tanah
Semua tanah yang mengalami tegangan akan
mengalami regangan di dalam kerangka tanah tersebut. Bekerjanya tegangan
terhadap tanah berbutir halus yang jenuh atau hampir jenuh akan menghasilkan
regangan yang bergantung terhadap waktu. Penurunan yang dihasilkan akan
bergantung juga terhadap waktu yang disebut sebagai penurunan konsolidasi atau
konsolidasi.
Jangka waktu terjadinya penurunan
konsolidasi bergantung pada bagaimana cepatnya tekanan pori yang berlebih
akibat beban yang bekerja dapat dihilangkan dengan menentukan berapa jauh jarak
air pori yang harus dikeluarkan dari pori-pori yang ukurannya bertambah kecil
untuk meniadakan tekanan yang berlebihan dan koefisien permeabilitasnya.
Parameter konsolidasi suatu tanah adalah
indeks tekanan dan koefisien konsolidasi. Indeks berhubungan dengan berapa
besar konsolidasi atau penurunan yang akan terjadi. Koefisien konsolidasi berhubungan dengan berapa lama suatu
konsolidasi tertentu akan terjadi. Parameter konsolidasi dapat diperoleh dari
uji konsolidasi di laboratorium. Uji konsolidasi akan menghasilkan penggambaran
regangan є terhadap log p maupun angka pori e terhadap log p.
Kurva є atau e terhadap log p menerangkan penurunan contoh tanah
di laboratorium akibat pembebanan.
Kuat Geser Tanah
Suatu beban yang dikerjakan pada suatu
massa tanah akan menghasilkan tegangan-tegangan dengan intensitas yang berbeda.
Besarnya kuat geser tidak memiliki satu nilai tunggal, tetapi dipengaruhi oleh
faktor :
- Keadaan tanah – angka pori, ukuran butir, dan bentuk.
- Jenis tanah – pasir, berpasir, kerikil atau jumlah relatif dari bahan-bahan yang ada.
- Kadar air.
- Jenis beban dan tingkatnya, dari teori konsolidasi dapat diketahui bahwa beban yang cepat akan menghasilkan tekanan yang berlebihan.
- Anisotropis. Kekuatan yang tegak lurus terhadap bidang dasar akan berbeda jika dibandingkan dengan kekuatan yang sejajar dengan bidang tersebut.
Adapun dalam laboratorium, kuat geser dipengaruhi
oleh
- Metode pengujian
- Gangguan tarhadap contoh tanah
- Kadar air.
- Tingkat regangan
BAB III
KESIMPULAN
Sifat alamiah tanah
pada umumnya disusun oleh partikel-partikel terdapat ruang kosong yang disebut
pori-pori (void space) yang berisi air dan udara
Suatu beban yang dikerjakan pada suatu
massa tanah akan menghasilkan tegangan-tegangan dengan intensitas yang berbeda.
Besarnya kuat geser tidak memiliki satu nilai tunggal, tetapi dipengaruhi oleh
faktor :
- Keadaan tanah – angka pori, ukuran butir, dan bentuk.
- Jenis tanah – pasir, berpasir, kerikil atau jumlah relatif dari bahan-bahan yang ada.
- Kadar air.
- Jenis beban dan tingkatnya, dari teori konsolidasi dapat diketahui bahwa beban yang cepat akan menghasilkan tekanan yang berlebihan.
- Anisotropis. Kekuatan yang tegak lurus terhadap bidang dasar akan berbeda jika dibandingkan dengan kekuatan yang sejajar dengan bidang tersebut.
Daftar
Pustaka
Dunn, I S., Anderson, L. R., Kiefer, F.W. 1980. Dasar-dasar
Analisis Geoteknik (terjemahan). Semarang: IKIP Semarang Press.
L. H., Shirley. 1987. Geoteknik dan Mekanika
Tanah. Bandung: Nova.
Bowles, J. E., Hainim, J. K. 1984. Sifat-Sifat
Fisis Dan Geoteknis Tanah. Penerbit Jakarta: Erlangga.
Prasetya, Novan Anca. 2004. Pengukuran
Resistivitas Untuk Evaluasi Kepadatan Kering Maksimum Hasil Pemadatan Tanah
Pasir, Tugas akhir ITS, Surabaya.
Lukitasari,Brigita
Diah. 2006. analysis water infiltration influent for physics feature of
porong’s mud in sidoarjo by using electrical characterization study, Tugas
akhir ITS, Surabaya.
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur
kami ucapkan kepada Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan,
kesehatan, dan waktu kepada kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “SIFAT ALAMIAH TANAH”
Dalam penulisan
makalah ini masih terdapat kejanggalan dan kekurangan dalam pembuatan makalah
ini. Sebagai makhluk Tuhan kami masih jauh dari kesempurnaan untuk itu kami
menerima kritik dan saran dari pihak pembaca
Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya untuk penulis
Padangsidimpuan, Juni 2012
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ...................................................................... i
DAFTAR
ISI ..................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.3.
Latar Belakang Masalah............................................................ 1
1.4.
Rumusan Masalah...................................................................... 1
BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................ 2
TANAH.......................................................................................... 2
Sifat Alami Tanah........................................................................... 3
Penyusutan dan Perubahan Volume................................................ 3
Tekanan Efektif............................................................................... 3
Keruntuhan ..................................................................................... 5
Konsolidasi Tanah........................................................................... 6
Kuat Geser Tanah............................................................................ 7
BAB III
KESIMPULAN ................................................................. 8
Daftar Pustaka............................................................................................. 9